Laman

Selasa, 21 Desember 2010

AFF SUZUKI CUP 2010

              Langkah Timnas Indonesia Piala AFF Suzuki 2010


Indonesia national team wallpaper by : ongisnade.net


firman utina wallpaper by: cubenk

                                      Indonesia Ke FINAL

Jakarta – Suksesnya timnas Indonesia melaju ke final disambut gegap gempita masyarakat sepakbola Tanah Air. Tapi kapten timnas Bambang “Bepe” Pamungkas mengingatkan kalau perjuangan belum selesai.
Indonesia melaju ke partai puncak Piala AFF 2010 setelah melewati hadangan Filipina. Setelah menang 1-0 di leg I, ‘Pasukan Garuda’ juga menang dengan skor serupa di leg II, Minggu (19/12/2010) malam WIB.
Hasil tersebut membuat ‘Merah Putih’ menjejak final untuk menghadapi Malaysia, yang lolos ke partai puncak setelah melewati hadangan Vietnam.
Partai final Indonesia kontra Malaysia sendiri bak ulangan pertandingan di fase grup. Saat itu Indonesia menang telak 5-1.
Hasil di pertemuan sebelumnya tersebut tak ayal bikin kepercayaan diri menggelembung. Namun, Bepe mewanti-wanti kalau masih ada dua partai yang harus dijalani untuk benar-benar bisa berpesta.
“Masih finalis, masih ada dua pertandingan lagi. Ini patut disuyukuri, tapi masih ada dua partai lagi,” tegas BP dalam acara ramah tamah di kediaman keluarga Bakrie di kawasan Menteng, Senin (20/12/2010).

Kartu kuning Firman dan Bustomi diputihkan


VIVAnews – Ahmad Bustomi dan Firman Utina bisa bernafas lega saat bertemu Filipina, Kamis 16 Desember 2010. Pasalnya, kartu kuning yang mereka kantongi sudah tidak berlaku lagi dalam laga ini.
“Ini merupakan peraturan baru dari AFF bahwa kartu kuning yang didapat di babak penyisihan tidak berlaku di babak semifinal,” kata asisten pelatih Timnas Indonesia, Wolfgang Pikal dalam jumpa pers, Rabu 15 Desember 2010.
Firman diganjar kartu kuning saat Indonesia membantai Malaysia 5-1, 1 Desember 2010. Sedangkan Bustomi juga bernasib sama di laga kedua saat Indonesia mengalahkan Laos 6-0, 4 Desember 2010.
Pemutihan kartu kuning ini sangat berarti bagi Tim Merah Putih. Karena kedua pemain ini tak harus takut-takut diganjar kartu kuning lagi di semifinal 1 yang mengharuskan absen di laga berikutnya. Timnas juga sangat membutuhkan tenaga Firman dan Bustomi sebagai motor di lini tengah.
Indonesia akan bertemu Filipina pada semifinal 1 Piala AFF 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta. Dalam duel ini, Indonesia akan berusaha konsentrasi sepanjang 90 menit.
Pikal juga menambahkan timnya akan berusaha mematikan pergerakan dua motor serangan Filipina, James dan Phil Younghusband. “Kami akan membuat pemain nomor 7 dan 10 tidak bersinar,” tandas Pikal.

Profil, dan biografi Irfan Bachdim


Profil, Biografi dan Biodata Irfan Bachdim. Striker muda Indonesia yang penuh sensasional dan bikin decak kagum penonton :D . Dia adalah Irfan Bachdim. Meski baru resmi jadi WNI awal November yang lalu, Irfan Bachdim langsung bisa tancap gas bersama Timnas Indonesia pada gelaran Piala AFF 2010. Dua gol dalam dua pertandingan berhasil dia sumbangkan untuk Sang Garuda. Dia juga yang sering membuat kreator terciptanya gol bersama tandemnya Christian Gonzales, hingga bisa melumat Malaysia 5-1 dan Laos 6-0.
Irfan Haarys Bachdim, dia adalah sosok yang menjadi idola baru suporter Indonesia, terutama bagi kaum Hawa. Dengan darah kebulean, dia bakal menjadi pemain muda yang berbakat dan asset bagi persepak bolaan kita
Berikut Profil Selengkapnya :
Nama lengkap : Irfan Haarys Bachdim
Tanggal lahir : 11 Agustus 1988 (umur 22)
Tempat lahir : Amsterdam, Belanda
Tinggi : 1.72 m (5 ft 8 in)
Posisi bermain : Gelandang, Striker
Klub saat ini Persema Malang
Nomor : 10
Klub Junior
Tahun Klub Tampil (Gol)
1999-2001 Ajax Amsterdam
2002 SV Argon
2003-2007 FC Utrecht
Klub Senior
2008-2009 FC Utrecht 1 (0)
2009 HFC Haarlem 0 (0)
2010Persema Malang 6 (3)
Tim nasional
2010- Flag of Indonesia.svg Indonesia 3 (1)

Rekor Indonesia vs Thailand (2-1)

Tahukah Anda? Oleh Happy Susanto Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Thailand 2-1 dalam pertandingan pamungkas putaran Grup A Piala AFF di Stadion Gelora Bung Karno, Selasa (7/12) malam WIB. Kemenangan itu telah memecah rekor tak pernah menang selama 12 tahun yang dialami tim “Garuda” atas tim “Gajah Putih”, atau sejak 1998. Dua gol timnas Indonesia dilesakkan striker yang baru baru masuk di babak kedua, Bambang Pamungkas, melalui eksekusi tendangan penalti yang sangat baik. Meski sempat tertinggal lebi dulu dari tim tamu lewat gol Suree Sukha di menit ke-69, Maman Abdurrahman dkk berhasil bangkit dan terus berjuang secara gigih untuk bisa menyamakan kedudukan dan bahkan memenangkan pertandingan bernuansa derby klasik di Asia Tenggara ini. Masuknya Bambang, menggantikan Irfan Bachdim di menit ke-58, dan Arif Suyono, menggantikan Oktovianus Manniani di menit ke-69, memberikan warna tersendiri buat permainan pasukan Merah Putih. Timnas bahkan mampu mencetak dua gol melalui titik putih dalam sepuluh menit terakhir jelang pertandingan akan berakhir. Bravo Garuda! Berikut Sejarah Pertemuan Indonesia-Thailand Sejak 1998: 7 Desember 2010: Indonesia 2-1 Thailand (Piala AFF) 20 Desember 2008: Thailand 2-1 Indonesia (Piala AFF) 16 Desember 2008: Indonesia 0-1 Thailand (Piala AFF) 7 Desember 2007: Indonesia 1-2 Thailand (SEA GAmes) 2 Desember 2005: Thailand 3-1 Indonesia (SEA Games) 7 Desember 2003: Indonesia 0-6 Thailand (SEA Games) 29 Desember 2002: Thailand 2-2 Indonesia [4-2] (Piala AFF) 13 Desember 2001: Thailand 2-1 Indonesia [AET] (SEA Games) 10 September 2000: Thailand 4-1 Indonesia (Piala AFF) 5 September 1998: Indonesia 3-3 Indonesia [5-4] (Piala AFF) 31 Agustus 1998: Thailand 3-2 Indonesia (Piala AFF)

Okto ingin bermain di Eropa


Badan Tim Nasional akan memproyeksikan Oktavianus Maniani (Okto) dan Irfan Bachdim untuk memperkuat klub-klub Eropa guna meningkatkan kualitas yang nantinya diharapkan akan berimbas pada timnas Indonesia.
Keduanya dipandang layak mendapatkan kesempatan karena masih berusia di bawah 22 tahun dan menunjukkan performa luar biasa pada tiga pertandingan penyisihan Grup A Piala AFF, 1-7 Desember 2010.
Okto pun berharap rencana BTN itu tidak sebatas wacana.
“Saya berharap rencana BTN itu dapat benar-benar menjadi kenyataan, dan tidak sebatas penawaran saja. Saya pun ingin sekali memperkuat tim-tim di Eropa,” kata Oktavianus yang dihubungi GOAL.com Indonesia dari Palembang, Kamis (9/12).
“Sebagai pemain berusia muda, tentunya mendapat kesempatan bermain di Eropa menjadi kesempatan luar biasa buat saya. Sebagai pesepakbola, saya merasa masih banyak kekurangan dalam hal skill dan mental,” ujar dia.
Meskipun berkeinginan kuat mencicipi merumput di Eropa, tapi Okto mengakui tak pernah terlintas di benaknya akan mencapai keberhasilan seperti itu.
“Sebenarnya, saya tidak menyangka karir sepakbola saya melesat begitu cepat di usia masih 20 tahun. Maklum saja, dua tahun lalu, saya hanya sebatas Tim PON Papua,” kata dia.
Namun, dia melanjutkan, berkat keinginan kuat untuk meniti karir sebagai pesepakbola profesional, pada tahun 2010, saya sudah masuk timnas Indonesia.
“Keberhasilan ini saya persembahkan kepada putra-putra di tanah Papua, dan keluarga saya,” ujar gelandang Sriwijaya FC ini.(gk-23)

Bonek Demo di FIFA


Jakarta – Suporter Persebaya Surabaya atau yang lebih dikenal sebagai bonek, menempuh jarak puluhan ribu kilometer menuju markas FIFA di Zurich, Swiss, untuk menggelar sebuah aksi demonstrasi.
Sebanyak lima perwakilan Bonek asli Surabaya dan beberapa wilayah Jawa Timur lain, bergabung dengan Bonek Swiss, dan dibantu beberapa suporter Eropa dari Serbia, mengunjungi markas besar FIFA itu pada Kamis (2/12/2010) lalu, bertepatan dengan pemilihan host Piala Dunia 2018 dan 2022.
“Kami berhasil menyebarkan 50 lembar fotokopi petisi Justice for Indonesian Football kepada sejumlah peserta dan beberapa wartawan asing,” kata Doni, salah satu perwakilan Bonek melalui email dan rilisnya diterima redaksi detiksport.
Para Bonek itu berangkat dengan dana urunan dan donatur dari beberapa simpatisan.
“Kami rencananya berangkat sepuluh orang. Tapi karena kendala teknis dan kesibukan lainnya, termasuk untuk pertandingan pra Liga Primer Indonesia, maka diputuskan yang berangkat hanya lima orang,” kata Andie Budi, Bonek yang berlatarbelakang wiraswastawan.
Bonek langsung menuju markas FIFA untuk memberikan informasi tentang kebobrokan sepakbola Indonesia di bawah rezim (Ketua Umum PSSI) Nurdin Halid. “Kami memang berencana dari awal memberikan petisi Justice for Indonesian Football kepada semua delegasi di sana,” ujar Andie.
Aksi sejumlah perwakilan Bonek Suporter Surabaya di markas FIFA mencerminkan sebutannya: bondo dan nekat. Mereka sempat membentangkan spanduk bertuliskan Justice for Indonesian Football selama sepuluh menit. Beberapa suporter klub lokal, Lucerne dan FC Zurich, turut membantu membagikan amplop coklat berisi petisi tersebut.
“Acara sangat cepat. Kami tidak bisa bertemu dengan pengurus FIFA. Tapi ada beberapa anggota delegasi negara peserta acara sempat bertanya,” tambah Andie. “Kami selalu optimistis. Apapun yang terjadi, karena kami berangkat untuk berjuang demi kebaikan sepakbola nasional, bukan hanya Persebaya.”

Copyright: Josafat Simanjuntak page



Tidak ada komentar:

SOCIAL MEDIA

SEPAK BOLA- NASIONAL

TEKNO

Entri Populer